Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang dapat disebabkan oleh virus, alkohol, toksin, penyakit tertentu, dan lain-lain. Jika hepatitis tidak mendapat penanganan yang tepat, peradangan ini dapat memicu berbagai komplikasi yang serius.
Jenis Komplikasi Hepatitis yang Paling Umum
Fibrosis
Salah satu komplikasi umum dari hepatitis adalah fibrosis, yaitu munculnya jaringan parut pada organ hati akibat peradangan yang terus berulang. Proses peradangan yang berlangsung dalam jangka panjang akan menimbulkan luka. Jaringan parut ini terbentuk dari bekas luka pada saat proses penyembuhan untuk memperbaiki jaringannya sendiri.
Jika tidak ditangani dengan tepat, fibrosis dapat mengganggu kemampuan hati dalam menyembuhkan diri dan memicu penyakit hati yang lebih serius. Fibrosis hati ditandai dengan badan lesu, nafsu makan berkurang, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, dll.
Baca Juga: Apa Saja Pantangan Makanan bagi Pengidap Hepatitis?
Sirosis Hati
Sirosis adalah kondisi di mana organ hati sudah dipenuhi jaringan parut dan tidak bisa berfungsi dengan normal. Normalnya, organ hati dapat menyembuhkan diri ketika mengalami kerusakan akibat peradangan. Apabila proses peradangan atau kerusakan hati terus berlanjut, maka jaringan parut yang terbentuk akan menjadi semakin banyak hingga mengganggu fungsi hati. Pada akhirnya, organ hati rusak secara permanen.
Sirosis hati biasanya tidak menunjukkan gejala dan organ hati tidak bisa dipulihkan agar sembuh seperti semula. Pada kondisi berat, pasien bisa memerlukan transplan organ hati.
Kanker Hati
Peradangan hati yang terjadi pada penyakit hepatitis B dan C berisiko berkembang menjadi kanker hati. Pada pengidap hepatitis B, kerusakan hati dapat berkembang menjadi hepatitis kronis dan sirosis hati, dan hal ini turut meningkatkan risiko terjadinya kanker hati. Sedangkan pengidap hepatitis C kronis akan berisiko mengalami kanker hati jika sebelumnya pernah mengalami siriosis hati.
Gagal Hati
Gagal hati adalah kondisi ketika kerusakan hati yang terjadi sudah sangat berat sehingga hati tidak bisa lagi mengimbangi kebutuhan tubuh. Hati sudah tidak dapat bekerja dengan baik untuk melakukan fungsinya. Pada gagal hati kondisi ini dapat terjadi secara bertahap dalam waktu yang lama atau terjadi dengan cepat.
Gejala gagal hati yang dapat terlihat antara lain kulit dan mata menguning, mudah memar, pembengkakan pada perut dan anggota gerak, kelelahan berat, dll. Kondisi ini rentan dialami penderita infeksi virus pada hati yang berkepanjangan seperti hepatitis B, C dan pecandu alkohol.
Baca Juga: Terkena Hepatitis C, Apa yang Harus Dilakukan?
Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomerulus, yaitu bagian yang bertugas menyaring limbah pada ginjal. Cairan tubuh dan limbah lainnya yang mengalir dalam darah akan disaring oleh glomerulus lalu dikeluarkan melalui urine.
Ketika seseorang terinfeksi hepatitis B atau C, sistem kekebalan tubuh akan mengeluarkan sitokin dan menyebabkan peradangan yang berguna untuk melawan virus. Apabila terjadi peradangan terus-menerus, sitokin akan diproduksi berlebihan dan berisiko menyerang ginjal. Akibatnya, bisa terjadi peradangan pada glomerulus.
Cryoglobulinemia
Cryoglobulinemia adalah penyakit yang terjadi karena kumpulan protein abnormal yang menyumbat pembuluh darah kecil. Protein ini menghambat sirkulasi darah yang kemudian dapat merusak jaringan lain seperti kulit, otot, saraf, hingga ginjal dan hati.
Ensefalopati Hepatik
Kerusakan hati yang parah seperti gagal hati, dapat membuat penumpukan racun dalam darah yang mengganggu fungsi otak, juga dikenal dengan ensefalopati hepatik. Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan dan bisa menyebabkan masalah mental seperti kebingungan hingga koma.
Pada tahap awal, kondisi ini dapat disembuhkan, namun jika berkembang tanpa penanganan yang tepat kondisi ini dapat menjadi serius dan menyebabkan kematian.
Penyakit hepatitis yang tidak ditangani dengan tepat dapat memicu kerusakan hati yang lebih serius. Pada kasus parah, dokter dapat merekomendasikan transplantasi hati agar hati dapat kembali berfungsi dengan normal. Apabila Anda mengalami masalah pada organ hati sebaiknya lakukan pengobatan sesuai anjuran dokter untuk mencegah komplikasi serius.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma